September 9, 2024
Dampak Negatif Nilai Rupiah Melemah Bisa Dirasakan Masyarakat

Dampak Negatif Nilai Rupiah Melemah Bisa Dirasakan Masyarakat

Ketika nilai rupiah melemah, banyak dampak negatif yang bisa dirasakan oleh masyarakat. Baik itu secara disadari maupun tidak. Salah satu dampak paling terasa yaitu harga barang mengalami kenaikan.

Hal ini terasa mengganggu masyarakat, apalagi bila barang tersebut menjadi salah satu kebutuhan primer. Mengenai dampak negatif, secara lebih lengkap akan dibahas pada uraian berikut.

Beberapa Dampak Negatif Nilai Rupiah Melemah Bisa Dirasakan Masyarakat

Ketika nilai rupiah melemah, banyak dampak negatif bisa dirasakan oleh masyarakat yang beberapa diantaranya akan dibahas pada uraian berikut.

Seiring berjalannya waktu, rupiah terus mengalami pelemahan nilai terhadap dollar Amerika Serikat. Upaya penguatan terus dilakukan, tapi pada kenyataannya masih mengalami pelemahan. Berikut ini beberapa dampak negatif dari pelemahan tersebut yang bisa dirasakan masyarakat:

1.      Pengangguran Mengalami Peningkatan

Dampak dari nilai rupiah melemah pertama yaitu pengangguran mengalami peningkatan. Setiap tahunnya, jumlah pencari kerja meningkat hingga jutaan orang. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi seperti sekarang ini, belum bisa mengurangi angka pengangguran.

Masih banyak pencari kerja menganggur pada berbagai jenjang pendidikan. Ditambah lagi ada pekerja yang mengalami PHK meningkatkan jumlah pengangguran. Kondisi seperti ini pernah terjadi saat dunia mengalami pandemi covid-19.

Pengangguran bisa meningkat karena ketika terjadi pelemahan rupiah, industri dihadapkan pada kondisi harus bisa mengefisiensi pengeluarannya. Baik itu pengeluaran untuk membeli bahan baku produk yang dijual atau membayar para tenaga kerjanya.

Kondisi tersebut membuat industri akan lebih jarang membuka lowongan kerja. Sedangkan dari tahun ke tahun, pencari kerja terus mengalami peningkatan. Kondisinya jumlah pencari kerja terus meningkat, tapi lapangan pekerjaannya menurun.

Itulah salah satu penyebab pengangguran mengalami peningkatan. Tapi, memang pada kenyataannya ketika mata uang melemah, industri kesulitan mewujudkan upaya untuk mengurangi tingkat pengangguran tersebut.

2.      PHK Meningkat

Berkaitan dengan poin sebelumnya, dampak negatif selanjutnya dari nilai rupiah melemah yaitu PHK meningkat. Alasan mengapa perusahaan melakukan PHK terhadap sebagian karyawannya karena ingin menekan biaya pengeluaran.

Biaya pengeluaran sudah semakin besar akibat bahan baku yang mengalami peningkatan harga. Karena hal ini, biasanya jumlah produksi diturunkan dari biasanya akibat dari daya beli masyarakat yang juga menurun.

Jumlah produksi yang diturunkan membuat jumlah pekerja mau tidak mau harus dipangkas agar efisien dari segi tenaga serta biaya. Apalagi bila jumlah produksi yang diturunkan sangat banyak, biasanya PHK dilakukan secara massal.

Bila tetap menggunakan jumlah pekerja seperti biasanya, padahal jumlah produksi diturunkan cukup banyak, berpotensi membuat bisnis mengalami kerugian. Sebab, perolehan pemasukan dan laba tidak lebih besar dibandingkan pengeluarannya.

Inilah penyebab tenaga kerja yang di PHK terus mengalami peningkatan seiring nilai rupiah melemah terhadap dollar AS. Kondisi seperti ini berdampak terhadap semakin meningkatnya angka kemiskinan.

3.      Pertumbuhan Ekonomi Mengalami Perlambatan

Pelemahan rupiah mempunyai efek domino yang dampaknya pada segala aspek, termasuk ekonomi berubah menjadi melambat. Perlambatan dimulai dari kinerja industri hingga merembat kepada kegiatan konsumsi.

Keduanya menjadi faktor penggerak ekonomi yang bisa mempengaruhi kinerjanya secara keseluruhan. Bukan hanya ekonomi skala pemerintahan saja yang melambat, tapi juga pemilik usaha dan masyarakat.

4.      Kenaikan Harga Bahan Baku Impor

Harga bahan baku yang diperoleh dari kegiatan impor akan mengalami kenaikan ketika nilai rupiah melemah. Dampaknya sangat terasa bagi industri atau pemilik bisnis yang modal bahan baku utamanya dari produk impor.

Karena modal meningkat, tentunya harga produk yang nantinya dipasarkan ke masyarakat juga mengalami peningkatan. Hal ini membuat industri harus menyiapkan modal dengan jumlah lebih besar bila ingin melakukan pemasaran seperti umumnya.

Ada juga sebagian industri akhirnya memilih tutup bisnis karena terkendala biaya untuk membeli bahan baku impor. Biasanya hal demikian terjadi saat pembelian bahan baku tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh karena penurunannya drastis.

5.      Daya Beli Masyarakat Menurun

Berkaitan erat dengan poin sebelumnya, ketika produk ditawarkan dengan harga baru menjadi lebih mahal, sebagian masyarakat memilih untuk mengurungkan niatnya untuk membeli. Karena produk mahal, daya beli masyarakat mengalami penurunan.

Dampaknya, pemasukan dan laba yang diperoleh oleh pemilik bisnis juga mengalami penurunan. Bahkan dampak nilai rupiah melemah paling ekstremnya, pemilik industri bangkrut akibat pendapatan tidak lebih besar dibandingkan pemasukan.

Bisa dikatakan bahwa pelemahan rupiah memberikan pengaruh yang cukup kompleks terhadap pemilik bisnis dengan bahan utama produk impor. Sebab, mau tidak mau mereka harus mengikuti peningkatan harga bahan baku yang ada.

Tapi, disisi lain juga harus menanggung risiko mengalami penurunan daya beli masyarakat baik itu pembeli baru maupun sudah berlangganan akibat perubahan kebijakan mengenai harga tersebut.

Bagaimanapun juga, pendapatan dan laba pemilik bisnis diperoleh dari masyarakat yang membeli. Jadi, ketika masyarakat mengurangi bahkan memberhentikan kegiatannya untuk membali produk tersebut, pendapatan pemilik bisnis otomatis menurun.

Dampak negatif lainnya yang kemungkinan timbul yaitu angka putus sekolah meningkat, depresi meningkat dan gizi masyarakat menurun. Tidak heran bila pemerintah selalu mengupayakan agar nilai rupiah melemah kembali meningkat, walaupun hasilnya belum maksimal.