September 9, 2024
Sejarah Padang Arafah, Adam Hawa serta Perpisahan Rasulullah

Sejarah Padang Arafah, Adam Hawa serta Perpisahan Rasulullah

Sejarah Padang Arafah sangat berkaitan dengan momentum ibadah haji yang setiap tahun dilaksanakan. Di mana para jamaah haji melakukan salah satu rukun hajinya, yaitu Wukuf di Arafah. Salah satu rukun haji yang tidak boleh ditinggalkan, sehingga wajib untuk seluruh jamaah.

Ternyata padang gurun di Arab Saudi tersebut juga mempunyai kisah tersendiri dalam sejarahnya. Anda sekalian sebagai umat Islam seharusnya mengetahui sejarahnya. Bukan hanya untuk mengetahui kisah-kisahnya saja, tetapi juga bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Mengenal Sejarah Padang Arafah Lebih Dekat

Mengenal Sejarah Padang Arafah Lebih Dekat

Nama padang atau gurun pasir ini menjadi populer setiap tahun saat musim haji tiba. Ibadah Wukuf di Padang Arafah menjadi penyebabnya hingga ibadahnya disiarkan secara live atau langsung di seluruh dunia.

Puncak ibadah haji yang tidak boleh ditinggalkan oleh semua pesertanya. Lalu, apa keistimewaan gurun berpasir tersebut hingga menjadi tempat Wukuf setiap tahunnya? Untuk mengetahui alasannya, Anda perlu mengenal sejarah Padang Arafah lebih lengkap sebagai berikut.

1. Pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa

Arafah dalam Bahasa Arab bisa diartikan mengerti atau paham terhadap sesuatu. Sementara jika dikaitkan dengan ibadah Wukuf pada rukun haji, nama Arafah berasal dari kata I’tiraf yang berarti pengakuan dosa dari jamaah haji.

Namun demikian, sejarah Padang Arafah begitu panjang karena diketahui sebagai tempat atau lokasi bertemunya kembali Nabi Adam dengan Siti Hawa. Setelah Allah SWT menurunkan keduanya dari surga ke Bumi, Adam dan Hawa dibiarkan terpisah.

Mereka berdua menjelajahi Bumi sendiri-sendiri hingga atas izin Allah mempertemukannya kembali di Padang Arafah. Tepatnya di Jabal Rahmah, yaitu sebuah bukit pada wilayah Padang Arafah. Jabal Rahmah dalam Bahasa Arab artinya bukit kasih sayang.

Hal itu dikarenakan setelah beberapa ratusan tahun dipisahkan, akhirnya Adam dan Hawa bertemu kembali. Setelah bertemu, keduanya bisa menjalin kasih sayang lagi yang pada saat di surga pernah dilakukannya. Selanjutnya, kedua manusia pertama di Bumi tersebut hidup bersama hingga akhir hayatnya.

Sementara itu, pemerintah Arab Saudi membangun sebuah tugu di puncak Jabal Rahmah dengan ketinggian sekitar 8 meter. Tugu tersebut dipercaya sebagai titik bertemunya pertama kali Adam dan Hawa. Untuk bisa mencapai tugunya, jamaah haji harus mendaki bebatuan berukuran cukup besar hingga sampai ke puncak bukitnya.

2. Lokasi Khutbah Terakhir Rasulullah SAW

Sejarah Padang Arafah juga mencatat bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan khutbah terakhir untuk para sahabatnya. Disebut juga khutbah Wada atau khutbah perpisahan saat beliau melakukan ibadah haji Wada.

Haji terakhir beliau bersama para sahabat sebelum meninggal dunia. Pada saat Wukuf di Arafah, Rasulullah menyampaikan beberapa pesan serta wasiat terakhirnya untuk sahabat-sahabatnya. Oleh karenanya, setiap Wukuf pada pelaksanaan ibadah haji akan ada khutbah yang disampaikan untuk para jamaahnya.

Hal tersebut seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Tentu saja sangat menyedihkan saat mengetahui khutbah disampaikan beliau merupakan yang terakhir kalinya. Setelah selesai melakukan haji Wada, Rasulullah sakit dan tidak berselang lama menghembuskan nafas terakhirnya.

Selepas kepergian Rasulullah, khutbah Arafah tetap diadakan saat puncak haji pada ibadah Wukuf. Jadi, gurun pasir yang gersang pada saat itu menjadi saksi bisu pertemuan sekaligus khutbah terakhir beliau kepada umat Islam. Oleh karenanya, peristiwa tersebut sangat penting untuk selalu diingat umatnya hingga akhir zaman nanti.

Semuanya sudah tercatat dalam sejarah Padang Arafah secara keseluruhan. Siapa tahu Anda sekalian bisa mengunjungi situs bersejarah tersebut pada saat menunaikan ibadah haji nanti.

Tempat Pengakuan dan Penebusan Dosa

Perlu Anda ketahui bahwa luas padangnya sekitar 12 km persegi dengan dikelilingi bukit-bukit kecil. Pada zaman dulu, wilayahnya benar-benar gersang karena hanya gurun pasir berbatu saja. Namun sekarang, pemerintah Arab Saudi sudah menanami pohon-pohon di beberapa bagian wilayahnya, sehingga tidak begitu gersang lagi.

Wilayah padangnya bisa menampung sekitar 2,5 juta orang dalam satu waktu bersamaan. Tentu saja pada momentum Wukuf Arafah saat puncak ibadah haji. Sejarah Padang Arafah yang panjang sejak masa Nabi Adam hingga Nabi Muhammad menjadikan tempat ini sangat istimewa.

Maka dari itu, semua jamaah haji sangat dianjurkan untuk melakukan berbagai amalan berpahala. Khususnya berzikir kepada Allah untuk mengingat kebesaran-Nya sekaligus meminta ampunan akan dosa-dosa yang pernah dilakukan.

Pengakuan dan penebusan dosa itulah yang sangat dinantikan oleh semua jamaah haji. Sangat berharap Allah mengampuni seluruh dosa yang pernah dilakukan para jamaah. Oleh karenanya, momentum Wukuf wajib atau harus dilaksanakan pada saat berhaji.

Jika belum melaksanakannya, sama saja belum berhaji atau ibadah hajinya tidak sah. Momentum tersebut sangat ditunggu-tunggu jutaan orang saat berhaji agar semua dosanya diampuni oleh Allah.

Sementara itu, jutaan umat Islam lainnya masih menunggu di tempat tinggalnya masing-masing karena belum bisa berhaji ke Tanah Suci. Dengan begitu, penantian untuk berhaji dan Wukuf di Arafah sangat dinantikan banyak orang Islam.

Anda sekalian sudah membaca uraian diatas semoga bisa semakin memahami bahwa sejarah Padang Arafah sangat penting bagi umat Islam. Bukan hanya sebatas mengetahui sejarahnya saja dengan beragam kisah di dalamnya, tetapi juga hikmahnya.